Definisi dan Sejarah "Kota Kembar"
Kota kembar (bahasa Inggris:sister city,
twin cities, sister cities) atau kota
bersaudara adalah konsep penggandengan dua kota yang berbeda lokasi dan
administrasi politik dengan tujuan menjalin hubungan budaya dan kontak sosial
antarpenduduk.
Kota kembar umumnya memiliki
persamaan keadaan demografi dan masalah-masalah yang dihadapi. Konsep kota
kembar bisa diumpamakan sebagai sahabat pena antara dua kota. Hubungan kota kembar sangat
bermanfaat bagi program pertukaran pelajar dan kerjasama di bidang budaya dan
perdagangan.
Kota-kota di Indonesia yang
sudah menjalin hubungan kota kembar, misalnya:
·
Jakartadengan Beijing[8], Hanoi[9], Berlin[10], Paris (sebagai kota rekan)[11], Pyongyang[12], Rotterdam[13], Seoul[14], Tokyo[15], Athena[16], Bangkok[16], Casablanca[16], Jeddah[16], Istanbul[17], Islamabad[18], Los
Angeles[19]
·
Bandungdengan Fort Worth, Texas[21], Braunschweig[22], Yingkou[23], Luizhou[23], Suwon[24], Bega Valley, New South Wales[25], Hamamatsu[22]
Di
Eropa, kota kembar dikenal sebagai twin
towns atau friendship towns,
sedangkan di Jerman dikenal dengan istilah partner
towns (Partnerstädte). Istilah sister cities lebih dikenal di Asia,
Australia dan Amerika Utara, sedangkan di negara-negara CIS dikenal dengan sebutan
"kota bersaudara" (brother
cities).[41]
|
Eropa
Bentuk tertua dari kota
kembar di Eropa adalah antara kota Paderborn di Jerman dan Le
Mans pada
tahun 836. Keighley, West
Yorkshire, Inggris menjalin hubungan
"kota kembar" dengan Suresnes dan Puteaux di Perancis sejak 1905.[43][44] Perjanjian kota kembar pada zaman modern yang
pertama kali dicatat adalah antara Keighley dan Poix-du-Nord, Nord, Perancis pada tahun 1920 setelah
berakhirnya Perang Dunia I.[44][45] Menurut perjanjian tersebut, kota Poix-du-Nord
dijadikan "kota angkat" oleh Keighley, sementara pertukaran akta
secara formal baru dilakukan pada tahun 1986.[46]
Praktek kota kembar
berlanjut sesudah Perang Dunia II dengan maksud menciptakan saling pengertian
antara penduduk kota di Eropa dan mempromosikan proyek lintasbatas untuk
kemakmuran bersama. Kota Coventry menjalin hubungan kota kembar dengan Stalingrad (sekarang bernama Volgograd) dan kemudian dengan Dresden sebagai usaha damai dan
rekonsiliasi, dengan alasan ketiga kota tersebut menderita kerusakan berat
akibat pengeboman selama perang.[49] Kegiatan menjalin hubungan kota kembar di Eropa kembali giat setelah
berakhirnya Perang Dunia II. Pada tahun 1947, Dewan Kota Bristol di Inggris mengirimkan lima
warga kota terpilihnya dalam misi itikad baik ke kota Hanover di Jerman. Sementara itu, Edinburgh menjalin hubungan kota
kembar dengan Nice di Perancis.[50]
Hubungan kota kembar
didukung oleh Uni Eropa[42]. Skema dukungan Uni Eropa ditetapkan pada tahun 1989. Pada tahun 2003, anggaran tahunan sebesar
12 juta euro dialokasikan untuk 1.300 proyek. Dewan Munisipalitas dan Kawasan Eropa juga bekerja sama dengan
Komisi (Direktur Jenderal Pendidikan dan Budaya) untuk mempromosikan inisiatif
kota kembar berkualitas tinggi dan pertukaran yang melibatkan semua unsur dalam
masyarakat.[51]
Amerika Utara
Kanada
Kota Vancouver di British Columbia, Kanada merupakan salah satu kota yang pertama kali
mengikat hubungan kota kembar dengan kota Odessa di Ukraina pada tahun 1944 sewaktu Uni
Soviet
masih berdiri. Hubungan kota kembar Vancouver-Odessa berawal dari bantuan
kemanusiaan untuk kedua kota yang banyak menderita kerusakan semasa Perang Dunia II. Komunitas mendekati dewan kota untuk bertindak menjalin hubungan.
Beberapa pengusaha juga mendekati dewan untuk menjalin hubungan antarkedua
kota. Pemilik usaha dan buruh di pelabuhan juga menyokong inisiatif tersebut.
Hubungan antara komunitas Yahudi di kedua kota juga tidak kalah pentingnya.
Komunitas Yahudi di Vancouver mengajukan gagasan bantuan kepada Odessa kepada
dewan kota. Perang Dingin yang kemudian terjadi hanya mengurangi
kontak-kontak antarkedua kota, namun hubungan antarkedua kota tidak pernah
terputus. Hubungan kota kembar Vancouver-Odessa dijalin kembali setelah Perestroika dan Glasnost pada 1980-an[50]
Amerika Serikat
Hubungan
kota kembar karena persamaan nama sebetulnya sudah dijalin antara kota Toledo di Amerika Serikat dan kota
Toledo di Spanyol pada tahun 1931.
Gagasan kota kembar (sister city) atau sister state berawal dari pencanangan program
"People-to-People" oleh Presiden Dwight Eisenhower pada 1956. Setelah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Geneva tahun 1955 yang juga
dihadiri Uni Soviet, Eisenhower berkeinginan meningkatkan kunjungan
warga sipil untuk mempelajari negara-negara asing. Sebuah program kemudian diusulkan
kepada Eisenhower oleh Theodore Steinbert yang waktu itu menjabat Direktur Dinas Penerangan Amerika Serikat. Program yang diajukan
Steinbert menyediakan berbagai macam cara untuk meningkatkan arus manusia dan
arus gagasan dengan menggunakan terbitan, siaran radio, pameran, presentasi
budaya, pameran dagang, pertukaran tim olahraga, delegasi warga sipil.[50]
Sebagai hasil dari rapat di
Gedung Putih, para peserta membentuk 42 komite "People-to-People".
Pada tahun 1960 tercatat 36 komite yang masih bertahan, termasuk People to People International. Program kota kembar yang
menurut visi Eisenhower merupakan "roda penggerak" diplomasi warga negara, berkembang sepanjang
dekade 1950-an dan 1960-an. Pada tahun 1967, organisasi bernama Town
Affiliation Association of the U.S. (waktu itu sudah populer dengan nama Sister Cities International) didirikan untuk
mengoordinasikan hubungan antara kota-kota kembar. Pada awal berdirinya Town
Affiliation Association, National League of Cities menyediakan ruang kantor
berikut perabot dan fasilitas-fasilitas lainnya.[53]
Jaringan Sister Cities
International kini mencakup 1.200 kota di Amerika Serikat yang memiliki
hubungan kota kembar dengan 2.000 kota di 127 negara. Pada 1955, Jepang pasca-Perang Dunia II menjalin hubungan kota kembar pertama dengan Amerika Serikat, antara Nagasaki dan Saint Paul, Minnesota. Pada 1994, Jepang memiliki 960
hubungan kota kembar, dan 316 di antaranya dengan kota-kota di Amerika Serikat.
0 Feed back:
Post a Comment