Definisi dan Jenis Hutan
Hutan adalah kawasan atau wilayah yang
ditumbuhi atau tertutup oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah
yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator
arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan
merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang
paling penting.
Hutan adalah bentuk
kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di
daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun
di pegunungan, di pulau kecil maupun di benua
besar.
Hutan merupakan suatu
kumpulan tumbuhan dan juga tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu
lain, yang menempati daerah yang cukup luas.
Pohon
sendiri adalah tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup bertahun-tahun. Jadi,
tentu berbeda dengan sayur-sayuran atau padi-padian yang hidup semusim saja.
Pohon juga berbeda karena secara mencolok memiliki sebatang pokok tegak berkayu
yang cukup panjang dan bentuk tajuk (mahkota daun) yang jelas.
Suatu kumpulan pepohonan
dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi lingkungan yang khas
setempat, yang berbeda daripada daerah di luarnya. Jika kita berada di hutan
hujan tropis, rasanya seperti masuk ke dalam ruang sauna yang hangat dan lembap,
yang berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya pun
berlainan. Ini berarti segala tumbuhan lain dan hewan (hingga yang
sekecil-kecilnya), serta beraneka unsur tak hidup lain termasuk bagian-bagian
penyusun yang tidak terpisahkan dari hutan.
Hutan sebagai suatu
ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih
banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui
budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan
sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil
oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang
lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia
air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal
ini dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya berjuta tanaman.[1]
Bagian-bagian hutan
Bayangkan mengiris
sebuah hutan secara melintang. Hutan seakan-akan terdiri dari tiga bagian,
yaitu bagian di atas tanah, bagian di permukaan tanah, dan bagian di bawah
tanah.
Jika kita menelusuri
bagian di atas tanah hutan, maka akan terlihat tajuk (mahkota) pepohonan,
batang kekayuan, dan tumbuhan bawah seperti perdu dan
semak belukar. Di hutan alam, tajuk pepohonan biasanya tampak berlapis karena
ada berbagai jenis pohon yang mulai tumbuh pada saat yang berlainan.
Di bagian permukaan
tanah, tampaklah berbagai macam semak belukar, rerumputan, dan
serasah. Serasah disebut pula 'lantai hutan', meskipun lebih mirip dengan
permadani. Serasah adalah guguran segala batang, cabang, daun, ranting, bunga,
dan buah. Serasah memiliki peran penting karena merupakan sumber humus, yaitu
lapisan tanah teratas yang subur. Serasah juga menjadi rumah dari serangga dan
berbagai mikro organisme lain. Uniknya, para penghuni justru memakan serasah,
rumah mereka itu; menghan Semua tumbuhan dan satwa di
dunia, begitupun manusia, harus menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat
mereka berada. Jika suatu jenis tumbuhan atau satwa mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan fisik di daerah tertentu, maka mereka akan dapat berkembang
di daerah tersebut. Jika tidak, mereka justru tersingkir dari tempat ini.
Contohnya, kita menemukan pohon bakau di daerah genangan dangkal air laut
karena spesies pohon ini tahan dengan air asin dan memiliki akar napas
yang sesuai dengan sifat tanah dan iklim panas
pantai.
Sebaliknya, cara
berbagai tumbuhan dan satwa bertahan hidup akan memengaruhi lingkungan fisik
mereka, terutama tanah, walaupun secara terbatas. Tumbuhan dan satwa yang
berbagi tempat hidup yang sama justru lebih banyak saling memengaruhi di antara
mereka. Agar mampu bertahan hidup di lingkungan tertentu, berbagai tumbuhan dan
hewan memang harus memilih antara bersaing dan bersekutu. Burung kuntul,
misalnya, menghinggapi punggung banteng liar untuk mendapatkan kutu sebagai
makanannya. Sebaliknya, banteng liar terbantu karena badannya terbebas dari
sumber penyakit.
Jadi, hutan merupakan
bentuk kehidupan yang berkembang dengan sangat khas, rumit, dan dinamik. Pada
akhirnya, cara semua penyusun hutan saling menyesuaikan diri akan menghasilkan
suatu bentuk klimaks, yaitu suatu bentuk masyarakat tumbuhan dan satwa yang
paling cocok dengan keadaan lingkungan yang tersedia. Akibatnya, kita melihat
hutan dalam beragam wujud klimaks, misalnya: hutan sabana, hutan meranggas, hutan hujan tropis, dan lain-lain.
Macam-macam Hutan
Rimbawan berusaha menggolong-golongkan
hutan sesuai dengan ketampakan khas masing-masing. Tujuannya untuk memudahkan
manusia dalam mengenali sifat khas hutan. Dengan mengenali betul-betul sifat
sebuah hutan, kita akan memperlakukan hutan secara lebih tepat sehingga hutan
dapat lestari, bahkan terus berkembang.
Ada berbagai jenis
hutan. Pembedaan jenis-jenis hutan ini pun bermacam-macam pula. Misalnya:
Menurut asal
- Hutan yang berasal dari biji disebut juga ‘hutan tinggi’ karena pepohonan yang tumbuh dari biji cenderung menjadi lebih tinggi dan dapat mencapai umur lebih lanjut.
- Hutan yang berasal dari tunas disebut ‘hutan rendah’ dengan alasan sebaliknya.
- Hutan campuran, oleh karenanya, disebut ‘hutan sedang’.
Penggolongan lain
menurut asal adalah
- Hutan perawan (primer) merupakan hutan yang masih asli dan belum pernah dibuka oleh manusia.
- Hutan sekunder adalah hutan yang tumbuh kembali secara alami setelah ditebang atau kerusakan yang cukup luas. Akibatnya, pepohonan di hutan sekunder sering terlihat lebih pendek dan kecil. Namun jika dibiarkan tanpa gangguan untuk waktu yang panjang, kita akan sulit membedakan hutan sekunder dari hutan primer. Di bawah kondisi yang sesuai, hutan sekunder akan dapat pulih menjadi hutan primer setelah berusia ratusan tahun.
Menurut cara permudaan
(tumbuh kembali)
Hutan dapat dibedakan
sebagai hutan dengan permudaan alami, permudaan buatan, dan permudaan campuran.
Hutan dengan permudaan alami berarti bunga pohon diserbuk dan biji pohon
tersebar bukan oleh manusia, melainkan oleh angin, air, atau
hewan.
Hutan dengan permudaan buatan berarti manusia
sengaja menyerbukkan bunga serta menyebar biji untuk menumbuhkan kembali hutan.
Hutan dengan permudaan campuran berarti campuran kedua jenis sebelumnya.
Di daerah beriklim
sedang, perbungaan terjadi dalam waktu singkat, sering tidak berlangsung setiap
tahun, dan penyerbukannya lebih banyak melalui angin. Di daerah tropis,
perbungaan terjadi hampir sepanjang tahun dan hampir setiap tahun. Sebagai
pengecualian, perbungaan pohon-pohon dipterocarp (meranti) di Kalimantan dan Sumatera
terjadi secara berkala. Pada tahun tertentu, hutan meranti berbunga secara
berbarengan, tetapi pada tahun-tahun berikutnya meranti sama sekali tidak
berbunga. Musim bunga hutan meranti merupakan kesempatan emas untuk melihat
biji-biji meranti yang memiliki sepasang sayap melayang-layang terbawa angin.
Menurut susunan jenis
Berdasarkan susunan
jenisnya, kita mengenal hutan sejenis dan hutan campuran. Hutan sejenis, atau
hutan murni, memiliki pepohonan yang sebagian besar berasal dari satu jenis,
walaupun ini tidak berarti hanya ada satu jenis itu. Hutan sejenis dapat tumbuh
secara alami baik karena sifat iklim dan tanah yang sulit maupun karena jenis
pohon tertentu lebih agresif. Misalnya, hutan tusam (pinus) di Aceh dan Kerinci
terbentuk karena kebakaran hutan yang luas pernah terjadi dan hanya tusam jenis
pohon yang bertahan hidup. Hutan sejenis dapat juga merupakan hutan buatan,
yaitu hanya satu atau sedikit jenis pohon utama yang sengaja ditanam seperti
itu oleh manusia, seperti dilakukan di lahan-lahan HTI (hutan tanaman
industri).
Penggolongan lain
berdasarkan pada susunan jenis adalah hutan daun jarum (konifer) dan hutan daun
lebar. Hutan daun jarum (seperti hutan cemara) umumnya terdapat di daerah
beriklim dingin, sedangkan hutan daun lebar (seperti hutan meranti) biasa
ditemui di daerah tropis.
Menurut umur
Kita dapat membedakan
hutan sebagai hutan seumur (kira-kira berumur sama) dan hutan tidak seumur.
Hutan alam atau hutan permudaan alam biasanya merupakan hutan tidak seumur.
Hutan tanaman boleh jadi hutan seumur atau hutan tidak seumur.
| width="50%"
align="left" valign="top" |
Berdasarkan letak
geografisnya:
- hutan tropika, yakni hutan-hutan di daerah khatulistiwa
- hutan temperate, hutan-hutan di daerah empat musim (antara garis lintang 23,5º - 66º).
- hutan boreal, hutan-hutan di daerah lingkar kutub.
Berdasarkan sifat-sifat
musimannya:
- hutan hujan (rainforest), dengan banyak musim hujan.
- hutan selalu hijau (evergreen forest)
- hutan musim atau hutan gugur daun (deciduous forest)
- hutan sabana (savannah forest), di tempat-tempat yang musim kemaraunya panjang. Dll.
- hutan wisata
Berdasarkan ketinggian
tempatnya:
- hutan pantai (beach forest)
- hutan dataran rendah (lowland forest)
- hutan pegunungan bawah (sub-mountain forest)
- hutan pegunungan atas (mountain forest)
- hutan kabut (mist forest)
- hutan elfin (alpine forest)
Berdasarkan keadaan
tanahnya:
- hutan rawa air-tawar atau hutan rawa (freshwater swamp-forest)
- hutan rawa gambut (peat swamp-forest)
- hutan rawa bakau, atau hutan bakau (mangrove forest)
- hutan kerangas (heath forest)
- hutan tanah kapur (limestone forest), dan lainnya
Berdasarkan jenis pohon
yang dominan:
- hutan jati (teak forest), misalnya di Jawa Timur.
- hutan pinus (pine forest), di Aceh.
- hutan dipterokarpa (dipterocarp forest), di Sumatra dan Kalimantan.
- hutan ekaliptus (eucalyptus forest) di Nusa Tenggara. Dll.
Berdasarkan sifat-sifat
pembuatannya:
- hutan alam (natural forest)
- hutan buatan (man-made forest), misalnya:
- hutan rakyat (community forest)
- hutan kota (urban forest)
- hutan tanaman industri (timber estates atau timber plantation) Dll.
Berdasarkan tujuan pengelolaannya:
- hutan produksi, yang dikelola untuk menghasilkan kayu ataupun hasil hutan bukan kayu (non-timber forest product)
- hutan lindung, dikelola untuk melindungi tanah dan tata air
- hutan suaka alam, dikelola untuk melindungi kekayaan keanekaragaman hayati atau keindahan alam
- hutan konversi, yakni hutan yang dicadangkan untuk penggunaan lain, dapat dikonversi untuk pengelolaan non-kehutanan.
Dalam kenyataannya,
seringkali beberapa faktor pembeda itu bergabung, dan membangun sifat-sifat
hutan yang khas. Misalnya, hutan hujan tropika dataran rendah (lowland tropical rainforest), atau hutan
dipterokarpa perbukitan (hilly dipterocarp forest). Hutan-hutan rakyat,
kerap dibangun dalam bentuk campuran antara tanaman-tanaman kehutanan dengan
tanaman pertanian jangka pendek, sehingga disebut dengan istilah wanatani atau agroforest.
Jenis-jenis hutan di
Indonesia
Berdasarkan biogeografi
Kepulauan Nusantara
adalah relief alam yang terbentuk dari proses pertemuan antara tiga lempeng
bumi. Hingga hari ini pun, ketiga lempeng bumi itu masih terus saling
mendekati. Akibatnya, antara lain, gempa bumi sering terjadi di negeri kepulauan ini.
Sejarah pembentukan
Kepulauan Nusantara di sabuk khatulistiwa itu menghasilkan tiga kawasan
biogeografi utama, yaitu: Paparan Sunda, Wallacea, dan Paparan Sahul.
Masing-masing kawasan biogeografi adalah cerminan dari sebaran bentuk kehidupan
berdasarkan perbedaan permukaan fisik buminya.
- Kawasan Paparan Sunda (di bagian barat)
Paparan Sunda adalah
lempeng bumi yang bergerak dari Kawasan Oriental (Benua Asia) dan berada di
sisi barat Garis Wallace. Garis Wallace merupakan suatu garis khayal pembatas
antara dunia flora fauna di
Paparan Sunda dan di bagian lebih timur Indonesia. Garis ini bergerak dari
utara ke selatan, antara Kalimantan dan Sulawesi,
serta antara Bali dan Lombok. Garis ini mengikuti nama biolog Alfred Russel Wallace
yang, pada 1858, memperlihatkan bahwa persebaran flora fauna di
Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali lebih mirip dengan yang ada di daratan Benua Asia.
- Kawasan Paparan Sahul (di bagian timur)
Paparan Sahul adalah
lempeng bumi yang bergerak dari Kawasan Australesia (Benua Australia) dan berada di sisi timur Garis Weber. Garis Weber
adalah sebuah garis khayal pembatas antara dunia flora fauna di Paparan Sahul
dan di bagian lebih barat Indonesia.
Garis ini membujur dari utara ke selatan antara Kepulauan Maluku dan Papua serta
antara Nusa Tenggara Timur dan Australia. Garis
ini mengikuti nama biolog Max Weber yang,
sekitar 1902, memperlihatkan bahwa persebaran flora fauna di kawasan
ini lebih serupa dengan yang ada di Benua Australia.
- Kawasan Wallace / Laut Dalam (di bagian tengah)
Lempeng bumi pinggiran
Asia Timur ini bergerak di sela Garis Wallace dan Garis Weber. Kawasan ini
mencakup Sulawesi, Kepulauan Sunda Kecil (Nusa Tenggara), dan Kepulauan Maluku.
Flora fauna di kawasan ini banyak merupakan jenis-jenis endemik (hanya ditemukan
di tempat bersangkutan, tidak ditemukan di bagian lain manapun di dunia).
Namun, kawasan ini juga memiliki unsur-unsur baik dari Kawasan Oriental maupun
dari Kawasan Australesia. Wallace berpendapat bahwa laut tertutup es pada Zaman Es
sehingga tumbuhan dan satwa di Asia dan Australia dapat menyeberang dan
berkumpul di Nusantara. Walaupun jenis flora fauna Asia tetap lebih banyak
terdapat di bagian barat dan jenis flora fauna Australia di bagian timur, hal
ini dikarenakan Kawasan Wallace dulu merupakan palung laut yang sangat dalam
sehingga fauna sukar untuk melintasinya dan flora berhenti menyebar.
Berdasarkan iklim
Dari letak garis lintangnya, Indonesia memang termasuk daerah beriklim tropis.
Namun, posisinya di antara dua benua dan
di antara dua samudera membuat iklim kepulauan ini
lebih beragam. Berdasarkan perbandingan jumlah bulan kering terhadap jumlah
bulan basah per tahun, Indonesia mencakup tiga daerah iklim, yaitu:
- Daerah tipe iklim A (sangat basah) yang puncak musim hujannya jatuh antara Oktober dan Januari, kadang hingga Februari. Daerah ini mencakup Pulau Sumatera; Kalimantan; bagian barat dan tengah Pulau Jawa; sisi barat Pulau Sulawesi.
- Daerah tipe iklim B (basah) yang puncak musim hujannya jatuh antara Mei dan Juli, serta Agustus atau September sebagai bulan terkering. Daerah ini mencakup bagian timur Pulau Sulawesi; Maluku; sebagian besar Papua.
- Daerah tipe iklim C (agak kering) yang lebih sedikit jumlah curah hujannya, sedangkan bulan terkeringnya lebih panjang. Daerah ini mencakup Jawa Timur; sebagian Pulau Madura; Pulau Bali; Nusa Tenggara; bagian paling ujung selatan Papua.
Berdasarkan perbedaan
iklim ini, Indonesia memiliki hutan gambut, hutan hujan tropis, dan hutan
muson.
Hutan gambut ada di daerah tipe iklim A atau B, yaitu di pantai timur
Sumatera, sepanjang pantai dan sungai besar Kalimantan, dan sebagian besar
pantai selatan Papua.
Hutan hujan tropis menempati daerah tipe iklim A dan B. Jenis hutan ini
menutupi sebagian besar Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, dan
Papua. Di bagian barat Indonesia, lapisan tajuk tertinggi hutan dipenuhi famili
Dipterocarpaceae (terutama genus Shorea, Dipterocarpus, Dryobalanops, dan
Hopea). Lapisan tajuk di bawahnya ditempati oleh famili Lauraceae,
Myristicaceae, Myrtaceae, dan Guttiferaceae. Di bagian timur, genus utamanya
adalah Pometia, Instia, Palaquium, Parinari, Agathis, dan Kalappia.
Hutan muson tumbuh di daerah tipe iklim C atau D, yaitu di Jawa
Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, sebagian NTT, bagian tenggara
Maluku, dan sebagian pantai selatan Irian Jaya. Spesies pohon di hutan ini
seperti jati (Tectona grandis), walikukun (Actinophora fragrans),
ekaliptus (Eucalyptus alba), cendana (Santalum album), dan
kayuputih (Melaleuca leucadendron).
Berdasarkan sifat
tanahnya
Berdasarkan sifat tanah,
jenis hutan di Indonesia mencakup hutan pantai, hutan mangrove, dan hutan rawa.
- Hutan pantai terdapat sepanjang pantai yang kering, berpasir, dan tidak landai, seperti di pantai selatan Jawa. Spesies pohonnya seperti ketapang (Terminalia catappa), waru (Hibiscus tiliaceus), cemara laut (Casuarina equisetifolia), dan pandan (Pandanus tectorius).
- Hutan mangrove Indonesia mencapai 776.000 ha dan tersebar di sepanjang pantai utara Jawa, pantai timur Sumatera, sepanjang pantai Kalimantan, dan pantai selatan Papua. Jenis-jenis pohon utamanya berasal dari genus Avicennia, Sonneratia, dan Rhizopheria.
- Hutan rawa terdapat di hampir semua pulau, terutama Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Spesies pohon rawa misalnya adalah nyatoh (Palaquium leiocarpum), kempas (Koompassia spp), dan ramin (Gonystylus spp).
Berdasarkan pemanfaatan
lahan
Luas hutan Indonesia terus
menciut, sebagaimana diperlihatkan oleh tabel berikut: Luas Penetapan Kawasan
Hutan oleh Departemen Kehutanan Tahun Luas (Hektar) 1950 162,0 juta 1992 118,7
juta 2003 110,0 juta 2005 93,92 juta
Berdasarkan hasil
penafsiran citra satelit, kawasan hutan Indonesia yang mencapai 93,92 juta hektar pada 2005 itu
dapat dirinci pemanfaatannya sebagai berikut:
- Hutan tetap : 88,27 juta ha
- Hutan konservasi : 15,37 juta ha
- Hutan lindung : 22,10 juta ha
- Hutan produksi terbatas : 18,18 juta ha
- Hutan produksi tetap : 20,62 juta ha
- Hutan produksi yang dapat dikonversi : 10,69 juta ha.
- Areal Penggunaan Lain (non-kawasan hutan) : 7,96 juta ha.
Lahan hutan terluas ada
di Papua (32,36 juta ha), diikuti berturut-turut oleh Kalimantan (28,23 juta
ha), Sumatera (14,65 juta ha), Sulawesi (8,87 juta ha), Maluku dan Maluku Utara
(4,02 juta ha), Jawa (3,09 juta ha), serta Bali dan Nusa Tenggara (2,7 juta ha).
Dan Berikut ini adalah sepuluh
negara dengan hutan terbesar didunia.
Russia
Luas area : 8,085,986 km2
Persentase dari total wilayah negara : 47,35%
Sebagai negara terluas dunia, Rusia juga merupakan negara dengan hutan terbesar di dunia dengan luas lebih dari 8 juta km2 atau 22% dari hutan di dunia. Hutan di Rusia banyak terdapat hutan tua yang merupakan warisan alam dan menjadi wadah utama dari keanekaragaman hayati.
Persentase dari total wilayah negara : 47,35%
Sebagai negara terluas dunia, Rusia juga merupakan negara dengan hutan terbesar di dunia dengan luas lebih dari 8 juta km2 atau 22% dari hutan di dunia. Hutan di Rusia banyak terdapat hutan tua yang merupakan warisan alam dan menjadi wadah utama dari keanekaragaman hayati.
Brazil
Luas area : 4,714,920 km2
Persentase dari total wilayah negara : 55,37%
Brazil memiliki hutan terbesar kedua di dunia, kita mengenal hutan hujan Amazon. Amazon menutupi hampir 9 negara termasuk Brazil dengan peresentase 60%.
Persentase dari total wilayah negara : 55,37%
Brazil memiliki hutan terbesar kedua di dunia, kita mengenal hutan hujan Amazon. Amazon menutupi hampir 9 negara termasuk Brazil dengan peresentase 60%.
Kanada
Luas area : 3,101,340 km2
Persentase dari total wilayah negara : 31,06%
Sebagai negara terluas di dunia kedua, Kanada merupakan negara dengan hutan terbesar ketiga di dunia. Kanada memiliki hutan boreal (taiga) yang sangat luas yang merupakan aspek yang sangat penting bagi negara Kanada yaitu merupakan ikon dalam sejarah Kanada, perekonomian Kanada termasuk seni dan kehidupan sosial.
Persentase dari total wilayah negara : 31,06%
Sebagai negara terluas di dunia kedua, Kanada merupakan negara dengan hutan terbesar ketiga di dunia. Kanada memiliki hutan boreal (taiga) yang sangat luas yang merupakan aspek yang sangat penting bagi negara Kanada yaitu merupakan ikon dalam sejarah Kanada, perekonomian Kanada termasuk seni dan kehidupan sosial.
Amerika
Serikat
Luas area : 3,034,070 km2
Persentase dari total wilayah negara : 31,51%
Amerika sebagai negara terluas ketiga di dunia, Amerika memiliki hutan terbesar keempat di dunia. Amerika termasuk negara yang concern dalam menjaga hutannya. Sebuah lembaga nirlaba konservasi dibentuk untuk melindungi dan memulihkan hutan di Amerika.
Persentase dari total wilayah negara : 31,51%
Amerika sebagai negara terluas ketiga di dunia, Amerika memiliki hutan terbesar keempat di dunia. Amerika termasuk negara yang concern dalam menjaga hutannya. Sebuah lembaga nirlaba konservasi dibentuk untuk melindungi dan memulihkan hutan di Amerika.
China
Luas area : 2,054,056 km2
Persentase dari total wilayah negara : 21,40%
Cina merupakan negara terluas keempat dunia dan memiliki hutan terbesar kelima dunia. Cina memiliki hutan hujan tropis yang luas di selatan Yunnan, namun sangat disayangkan keberadaan hutan tersebut menurun sebanyak 67% dalam 30 tahun terakhir.
Persentase dari total wilayah negara : 21,40%
Cina merupakan negara terluas keempat dunia dan memiliki hutan terbesar kelima dunia. Cina memiliki hutan hujan tropis yang luas di selatan Yunnan, namun sangat disayangkan keberadaan hutan tersebut menurun sebanyak 67% dalam 30 tahun terakhir.
Australia
Luas area : 1,632,912 km2
Persentase dari total wilayah negara : 21,23%
Sebagai negara terluas keenam dunia, Australia juga memiliki hutan terbesar keenam dunia. Australia memiliki banyak hutan yang penting mulai dari hutan tropis hingga mangrove, semua memiliki peran yang penting bagi Australia pada khususnya dan dunia pada umumnya.
Persentase dari total wilayah negara : 21,23%
Sebagai negara terluas keenam dunia, Australia juga memiliki hutan terbesar keenam dunia. Australia memiliki banyak hutan yang penting mulai dari hutan tropis hingga mangrove, semua memiliki peran yang penting bagi Australia pada khususnya dan dunia pada umumnya.
Republik
Kongo
Luas area : 1,329,707 km2
Persentase dari total wilayah negara : 56,71%
Republik Demokratik Congo memiliki hutan terbesar ketujuh dunia. Namun sayang konflik kerap terjadi di negara ini. Perang bersaudara yang berkepanjangan sangat mengganggu pertumbuhan perekonomian Congo, yang berdampak pada deforestasi hutan Kongo demi kepentingan perut semata. Penebangan komersial, pembukaan lahan untuk pertanian subsisten, dan perselisihan antar warga telah menghancurkan luas hutan, penduduk hutan terlantar, dan mengakibatkan perluasan perdagangan hewan liar.
Persentase dari total wilayah negara : 56,71%
Republik Demokratik Congo memiliki hutan terbesar ketujuh dunia. Namun sayang konflik kerap terjadi di negara ini. Perang bersaudara yang berkepanjangan sangat mengganggu pertumbuhan perekonomian Congo, yang berdampak pada deforestasi hutan Kongo demi kepentingan perut semata. Penebangan komersial, pembukaan lahan untuk pertanian subsisten, dan perselisihan antar warga telah menghancurkan luas hutan, penduduk hutan terlantar, dan mengakibatkan perluasan perdagangan hewan liar.
Indonesia
Luas area : 847,522 km2
Persentase dari total wilayah negara : 45,56%
Indonesia negara ke-8 dengan hutan terbesar dunia. Indonesia merupakan rumah hutan hujan terluas di kawasan Asia. Hutan Indonesia merupakan rumah dari hampir 30 ribu spesies tumbuhan. Hutan Indonesia yang juga diandalkan sebagai paru-paru dunia akhir-akhir ini mengalami deforestasi yang sangat menyedihkan. Hutan Indonesia khususnya di Kalimantan pada tahun 2010 hanya tinggal 44.4% dan diperkirakan tahun 2020 semakin berkurang dan tinggal 32.6%.
Persentase dari total wilayah negara : 45,56%
Indonesia negara ke-8 dengan hutan terbesar dunia. Indonesia merupakan rumah hutan hujan terluas di kawasan Asia. Hutan Indonesia merupakan rumah dari hampir 30 ribu spesies tumbuhan. Hutan Indonesia yang juga diandalkan sebagai paru-paru dunia akhir-akhir ini mengalami deforestasi yang sangat menyedihkan. Hutan Indonesia khususnya di Kalimantan pada tahun 2010 hanya tinggal 44.4% dan diperkirakan tahun 2020 semakin berkurang dan tinggal 32.6%.
Peru
Luas area : 685,536 km2
Persentase dari total wilayah negara : 53,34%
Peru adalah negara dengan hutan terbesar kesembilan dunia. Setengah dari wilayah negara Peru juga tertutup oleh hutan hujan Amazon. Karena wilayah Peru yang terletak di Amerika Selatan dan berbatasan dengan Brazil yang memiliki 60% wilayah Amazon.
Persentase dari total wilayah negara : 53,34%
Peru adalah negara dengan hutan terbesar kesembilan dunia. Setengah dari wilayah negara Peru juga tertutup oleh hutan hujan Amazon. Karena wilayah Peru yang terletak di Amerika Selatan dan berbatasan dengan Brazil yang memiliki 60% wilayah Amazon.
India
Luas area : 677,598 km2
Persentase dari total wilayah negara : 21,17%
India merupakan negara dengan hutan terbesar kesepuluh dunia. Wilayah India pernah tertutup hutan lebat. Hutan India merupakan rumah dari spesies burung yang terancam punah dan satwa liar lainnya. Ancaman deforestasi juga mengintai hutan India, produk kayu bakar dan hutan sebagai sumber energi primer adalah penyebab utama berkurangnya wilayah hutan di India.
Persentase dari total wilayah negara : 21,17%
India merupakan negara dengan hutan terbesar kesepuluh dunia. Wilayah India pernah tertutup hutan lebat. Hutan India merupakan rumah dari spesies burung yang terancam punah dan satwa liar lainnya. Ancaman deforestasi juga mengintai hutan India, produk kayu bakar dan hutan sebagai sumber energi primer adalah penyebab utama berkurangnya wilayah hutan di India.
Demikian Postingan yang dapat Waes’s Educative Blogs
Sampaikan. Semoga Bermanfaat bagi Anda dan Terima Kasih atas Kunjungannya. Demi
kemajuan Blog ini dimasa mendatang, Maka kami meminta partisipasinya kepada
Para Pembaca Untuk Kiranya dapat memberikan komentar baik berupa kritik maupun
saran di setiap postingan dari blog ini. Terima Kasih.
Courtesy Source:
0 Feed back:
Post a Comment